Senin, 18 Januari 2010

Fenomena di langit yang akan terjadi sepanjang 2010

Fenomena di langit yang akan terjadi sepanjang 2010

VIVAnews - Beberapa fenomena astronomi menarik akan terjadi di tahun 2010 ini. Beberapa diantaranya bahkan bisa dikategorikan 'luar biasa'. Berikut ini peristiwa langit yang akan terjadi di 2010, seperti dimuat laman Space.com.

15 Januari, gerhana matahari cincin terlama

Gerhana matahari cincin akan terjadi pada Jumat 15 Januari 2010, khususnya di Afrika, India, dan China. Gerhana matahari cincin terjadi saat Bulan berada jauh dari bumi sehingga piringannya terlihat kecil dan tidak dapat menutupi seluruh piringan matahari. Piringan matahari yang tertutup oleh piringan Bulan hanya bagian tengahnya saja, sekitar 92 persen, sehingga bagian pinggir matahari tidak tertutup. Oleh karena itu piringan matahari akan terlihat dari muka bumi seperti lingkaran cincin yang bercahaya. Gerhana yang akan terjadi berdurasi 11 menit 8 detik. Menurut ilmuwan NASA, ini durasi yang sangat lama, terlama sepanjang milenium. Durasi ini tak akan terulang lagi hingga 3043!

29 Januari, Planet Mars mendekat ke bumi

Hari itu, Planet Mars hanya sejauh 61,7 juta mil dari Bumi. Ini waktu terbaik untuk para pengamat langit untuk mengamati Mars dengan menggunakan teleskop. Meski mendekat, Mars tak bisa diamati maksimal dengan mata telanjang. Mars tidak akan terlihat sebesar Bulan, untuk mata kita Mars hanya seperti bintang kecil di langit.

16 Februari, Jupiter dan Venus akan terlihat bersama

Seperti dua kapal yang melintasi senja, Venus dan Jupiter akan terlihat bersamaan dengan jarak antara 5 derajat. Saat itu Jupiter mendekati matahari, sementara Venus bergerak menjauhi sang surya.

28 Maret sampai 12 April, Venus dan Merkurius seperti berpasangan

Dua planet ini akan merupakan pasangan menarik di langit barat dan barat laut, saat senja. Jarak dua planet ini hanya sekitar lima derajat. Venus muncul ke kiri dan sedikit di atas bayangan Mercurius. Pada tanggal 3 April, mereka akan terlihat sangat dekat, hanya sedikit di atas 3 derajat.

6 Juni, dua fenomena menarik di Langit

Mars akan berjarak kurang dari satu derajat utara dari bintang biru Regulus. Konjungsi ini akan mudah terlihat di langit malam. Malam yang sama, Jupiter Uranus akan terlihat bersamaan dalam tiga seri konjungsi. Hanya ada enam konjungsi seperti ini antara tahun 1801 dan 2200. Yang terakhir pada tahun 1983 dan berikutnya akan datang antara tahun 2037-2038.

26 Juni, gerhana bulan parsial

Gerhana ini akan terjadi di Kepulauan Hawaii, barat Alaska, Australia, Selandia Baru, wilayah bagian timur Malaysia dan Asia. Di lokasi-lokasi ini, akan terlihat bagian atas bulan gelap oleh bayangan Bumi.

11 Juli, Gerhana matahari total

Gerhana matahari total akan terjadi di 15 mil dari Tahiti dan Pulau Paskah. Sementara di sebuah titik lokasi di Samudera Pasifik Selatan, matahari tertutup total selama 4 menit dan 45 detik.

Awal Agustus, Trio Planet

Mars melewati kurang dari dua derajat di selatan Saturnus pada 1 Agustus. Kemudian, bayangan Venus anya lebih dari 3 derajat ke selatan sembilan hari kemudian; pada 8 Agustus. Tiga planet itu akan membentuk apa yang Jean Meeus mendefinisikan sebagai "trio," ketika tiga planet yang sesuai dalam lingkaran dengan diameter minimum lebih kecil dari 5 derajat.

12 Agustus, Hujan Meteor Perseid

Hujan meteor tahunan ini akan maksimal terjadi di langit gelap, tanpa diintervensi cahaya bulan. Sekitar 90 meteor akan jatuh tiap jamnya.

21 September, Jupiter, Besar dan Tinggi

Jupiter akan berada di langit tengah malam, yaitu, pada oposisi (-2,9 magnitudo). Dalam orbit ini, Jupiter lebih dekat daripada jarak rata-rata.

Akhir Oktober, Bumi dilintasi Komet

Komet Hartley 2 akan melintas bumi, tepatnya 11,2 juta mil dari Bumi pada pada 20 Oktober 2010, hanya seminggu sebelum komet ini melewati matahari dalam jarak dekat. Komet ini bisa dilihat dengan mata telanjang di daerah pedesaan, bukan di tengah hingar-bingar kota.

14 Desember, Hujan meteor Gemini

Hujan meteor gemini kembali terjadi. Sekitar 120 meteor per jam akan turun dan menciptakan fenomena yang indah.

20-21 Desember, Gerhana Bulan Total

Amerika Utara mendapatkan 'kursi terbaik' untuk melihat fenomena gerhana bulan total ini. Untuk Timur AS dan Kanada, fenomena ini terjadi dini hari. Untuk barat AS dan Kanada, fenomena ini terjadi pada tengah malam 20-21 Desember. Gerhana bulan ini akan terjadi selama 1 jam dan 14 menit.

sumber : http://nasional.vivanews.com/news/re...ngit_pada_2010

Sabtu, 02 Januari 2010

KIAMAT 2012 BATAL: Badai Antariksa Diperkirakan Bergeser ke 2013!

Tuesday, December 15, 2009

Foto Badai Matahari Gambar Badai Antariksa Kiamat 2012 DItunda 2013Kiamat 2012 akhirnya batal setelah dipastikan badai antariksa akibat badai matahari ditunda hingga 2013! Isu baru kiamat 2012!. Bintik hitam matahari yang menandakan bakal munculnya badai antariksa, sejauh ini masih terpantau sedikit. Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional memperkirakan puncak siklusmatahari bakal bergeser dari 2012 ke 2013.

Menurut Kepala Bidang Matahari dan Antariksa LAPAN Bandung, Clara Yatini, siklus puncak badai terjadi antara 9-11 tahun. Saat ini diperkirakan puncaknya terjadi pada 2012. "Ternyata sampai sekarang belum muncul banyak bintik hitam," katanya.

Awalnya, ujar dia, siklus matahari ke-24 nanti bakal lebih besar ledakannya daripada siklus sebelumnya. "Diamati kok (matahari) seperti masih malas begitu," katanya. Para peneliti LAPAN memperkirakan, ledakan di matahari tidak begitu besar sehingga dampaknya tidak mengganggu kehidupan di bumi.

Menurut Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa LAPAN Bandung, Sri Kaloka Prabotosari, badai antariksa hasil aktivitas matahari saat puncak siklus mampu melontarkan milyaran ton partikel berkekuatan energi tinggi.

Jika sampai ke bumi, burung-burung bisa kehilangan arah dan komunikasi lewat radio serta telepon seluler juga terganggu. "Karena satelit bisa berhenti beroperasi sementara," katanya. TEMPO. Badai matahari sumber badai antariksa ditunda ke tahun 2013 dan kiamat 2012 batal total.

Malam Tahun Baru Diwarnai Gerhana Bulan

Rabu, 30 Desember 2009 | 11:06 WIB

TEMPO Interaktif, BANDUNG - Awal tahun baru 2010 akan ditandai oleh kemunculan dua gerhana secara berurutan. Gerhana bulan bakal terjadi saat dinihari pada 1 Januari, atau setelah pergantian malam tahun baru. Disusul kemudian gerhana matahari pada 15 Januari. Semuanya bisa disaksikan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Menurut Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Bandung, Thomas Djamaluddin, gerhana bulan itu akan terjadi selama satu jam, antara pukul 01.53-02.53 WIB pada 1 Januari 2010. Di wilayah Papua atau Indonesia bagian timur, gerhana bulan itu masih bisa disaksikan menjelang pagi, antara pukul 03.53-04.53 WIT.

Tapi gerhana itu, kata Djamaluddin, hanya sedikit menutupi bulan purnama. ”Bayangan hitamnya kecil, hanya 7 persen,” ujarnya, Selasa (29/12). Fenomena ketika bayangan bumi mengenai bulan tersebut bisa disaksikan penduduk bumi yang saat itu mengalami malam.

Walau begitu, peneliti utama astronomi dan astrofisika itu mengingatkan adanya potensi rob karena air laut sedang pasang saat purnama. Kemungkinan banjir yang harus diwaspadai adalah jika hujan turun lebat di atas laut sehingga menaikkan permukaan air.

Sedangkan gerhana matahari pada 15 Januari mendatang, bentuknya akan terlihat berbeda-beda di berbagai negara. Gerhana matahari cincin, ujar Djamaluddin, akan terlihat sempurna di benua Afrika, India bagian selatan, dan Cina. Saat itu, posisi bulan yang terlihat dari bumi, tepat dan penuh menutupi bagian tengah matahari. Sisa cahayanya di sekitar lingkaran matahari itulah yang terlihat seperti cincin.

Di Indonesia, gerhana matahari cincin itu tak bakal terlihat sempurna. ”Hanya akan tertutup sebagian,” jelas Djamaluddin. Berlangsung antara pukul 15.00-16.00 WIB, kegelapan di tiap daerahnya pun beragam. Di wilayah Papua dan sekitarnya malah tak mengalami gerhana matahari.

Di wilayah Sulawesi Utara, kegelapan gerhana itu berkisar 0-5 persen. Di Jawa Barat dan Jawa Tengah antara 0-10 persen. Sedangkan di Kalimantan mencapai 5-20 persen. Wilayah yang bakal cukup gelap terjadi di Sumatera. Di pulau Andalas itu cahaya matahari yang meredup bisa sampai 60 persen.

Fenomena gerhana berurutan itu alamiah terjadi. Setelah gerhana bulan selanjutnya gerhana matahari atau sebaliknya. ”Yang membuatnya istimewa karena terjadi di awal tahun baru,” katanya.

ANWAR SISWADI